Eel Books

Wednesday, July 13, 2011

Belajar Ternak Sidat dari Aphin Suprayitno

Suprayitno (25) atau yang lebih akrab dipanggil Supra, adalah seorang buruh migran yang berasal dari Desa Pesanggrahan, kec. Kroya, kab. cilacap, Jawa tengah. Sudah empat tahun lamanya Pria Lulusan salah satu Sekolah Teknologi Menengah (STM) Di Purwokerto ini mengadu nasib di negara Taiwan.

Awalnya beliau bekerja disebuah kapal penangkap ikan yang beroperasi hingga ke perairan Argentina, pekerjaannya sebagai pelaut mengharuskan dirinya terapung-apung ditengah samudra hingga berbulan-bulan lamanya, kondisi inilah yang membuat suprayitno merasakan beban pekerjaannya terlalu berat, sehingga setelah pelayaran perdananya selesai, dia langsung memutuskan untuk keluar dari pekrjaannya sebagai pelaut, kemudian berkelana mencari pekerjaan lain di Negeri orang yang belum pernah dikenalnya.


Setelah beberapa lama menganggur, akhirnya beliau mendapat informasi dari salah seorang temannya, bahwa ada sebuah tambak ikan sidat (eel glass) yang membutuhkan pekerja, diapun langsung mendatangi tempat yang dimaksud oleh kawannya itu, dan ternyata informasi tersebut benar, Supra-pun langsung diterima bekerja di tambak sidat milik orang taiwan tersebut.

Pekerjaan sehari-hari supra adalah merawat ikan sidat di tambak yang luasnya sekitar 1 hektare, supra bekerja sendirian setiap harinya, setelah hampir 4 tahun bekerja disana, Supra-pun menjadi orang kepercayaan pemilik tambak tersebut, hal ini membuat Supra semakin paham seluk beluk dunia perikanan sidat, dia paham betul bagaimana memperlakukan sidat peliharaannya, dari mulai proses penebaran bibit, cara pemberian pakan, proses pemeliharaan, hingga proses pemanenan, bahkan Supra paham betul ketika sidat peliharaannya sedang sakit, dan dia pun tahu persis cara pengobatannya.

Menurut Supra, sidat dengan ukuran super dapat dipanen pada usia 5 s/d 6 bulan, setiap kali panen tambak seluas 1 hektare, jika dikurskan dengan Rupiah bisa menghasilkan uang Rp.800juta-an, dengan harga perkilo Rp.120rb.

Suprayitno-pun tidak segan berbagi pengalaman dengan siapapun yang ingin mengetahui seluk beluk perikanan sidat, melalui situs jejaring sosial facebook Supra biasa mengunggah video kegiatan sehari-harinya, Sudah cukup banyak vidionya yang diunggah ke situs jejaring sosial tersebut, beliaupun selalu
menjawab pertanyaan dari siapa saja seputar dunia perikanan sidat. Melalui akun facebook.com/suprax9, supra selalu berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang seluk beluk perikanan sidat.

Menurut Supra, budidaya sidat akan jauh lebih bagus jika dikembangkan di Indonesia, menurutnya hal ini dikarenakan di Indonesia tidak mengenal musim dingin, sehingga ikan sidat akan lebih cepat besar, sebab berdasarkan pengalamannya setiap musim dingin tiba, maka ikan sidat akan kehilangan nafsu
makannya. (dari Pasar Komunitas 21 Apr 2011)
Read More..

Sunday, July 10, 2011

Contoh Kegiatan Rutin Harian Pemeliharaan Sidat

Waktu Kegiatan
06:00 AM Mengumpulkan dan menganalisa contoh air dari tiap kolam ikan, dan
melakukan tinjauan umum pada seluruh kolam

08:00 AM - 10:00 AM Memberi makan sidat dewasa dan elvers
08:00 AM - 03:00 PM Memberi makan sidat secara kontinyu
10:00 AM - 01:00 PM Perlakuan harian pemberian obat obatan, perlakuan kimia ke
kolam; mengambil sidat yang mati; membersihkan filter, dan saluran keluaran.

Melakukan tugas-tugas khusus berkala seperti penangkapan sidat untuk
dijual, perlakuan kimia ke kolam tiap bulan; memelihara perlengkapan dan
kolam; mengambil ikan untuk di check pertumbuhan dan kesehatannya.


03:00 PM Membersihkan alga hijau yang mungkin tumbuh di permukaan kolam
elver terbuka (alga ini dapat menjadi tebal dalam beberapa jam dengan adanya
sinar matahari).

05:00 PM Mengumpulkan dan menganalisa contoh air dari kolam.
07:00 PM Melakukan pengecekan di senja hari ke seluruh kolam.
08:00 PM - 06:00 AM Pada malam hari yang panas, periksa kolam dengan lampu
sorot, dan hidupkan mesin aerator jika tingkat oksigen turun dan sidat banyak
berada di permukaan air.
Read More..

Saturday, July 9, 2011

Hal yang Diperlukan Untuk Memulai Budidaya Ikan Sidat


Dear all sidaters, usaha budidaya sidat sudah berkembang sejak tahun 1894 di Jepang (117 tahun),  didukung budaya makan ikan di Jepang, juga faktor lingkungan seperti estuaria Hamana (ko), Aichi dan iklim yang lebih moderate di Jepang selatan. Pengalaman saya sekitar 2003 menanam gurame dan air tawar, dengan pola kerjasama dan bagi hasil, dengan melepas begitu saja tanggung jawab ke pengelola, maka tidak ada kontrol manajemen (ikan kuntet kuntet), kemudian ada petak kolam yang di potas sama orang lain sehingga ikan ikan mati  bergelimpangan (ini memerlukan evaluasi faktor sekurity).


Juga dahulu saya mencoba game-game simulasi seperti Business Simulation ratusan kali untuk mendapatkan sense of business (ada usaha farmingnya, bagaimana membuat jalur marketing, produksi dlsb), memang lebih mudah untuk low cost entry adalah trading, brookerage, tapi untuk tersedianya produksi tentu harus membuat industri. Dapat dipahami pentingnya diversifikasi produk (kalau istilah pertaniannya tumpangsari, atau  polyculture). Kalau sekarang mungkin ada game Sim Farm (saya belum pernah mencoba).

Dengan latar belakang Computer System Engineering dari ITB, jadi IT Manager di Perusahaan HPH terbesar di Kalimantan Tengah 272.000 ha (1996-2000), ada plywood mill di Sampit dengan karyawan 1200 orang, dengan komunikasi satelit ke tengah hutan, melihat hutan pada gundul di Kalimantan, ditambah lagi adanya
kerusakan Ekologi akibat lahan 1 juta ha yg terbengkalai di Jaman Soeharto.

Sempat ke Edinburgh University, UK di Scotlandia, Ingris Utara belajar Sistem Simulasi Pengelolaan Hutan berkelanjutan dan membuat model model pertumbuhan pohon, probabilitas pohon tumbang dll. dengan komputer, prinsipnya untuk pengelolaan sistem seperti farming, kehutanan, perikanan, adalah mampu beradaptasi dengan alam, mengevaluasi setiap ancaman di depan dll.

Pengalaman yang lain: Teman-teman saya 10 orang menanam cabe, masing masing kumpulin duit 12 juta, cabe sudah besar besar mulai merah. Tetapi hujan terus menerus, tidak ada kontrol manajemen, akhirnya tanaman cabe terserang patek dan membusuk. Jadi Controlling sangat penting, dan konsep manajemen POAC juga sangat penting.

Jadi tidak sekedar rumusan Oxygen+ food + fish + water + management + markets = $$$$$

Tapi penting Juga mencoba seperti Bob Sadino, seperti keterangan pak Hanief Akbar (anggota milis sidaters), "orang bodoh kebanyakan bisa kaya". Tapi teman saya yang lain katakan "Orang kaya pasti orang
pintar". Memang banyak orang orang berpendidikan rendah jadi kaya.

Berikut ini saya sadurkan dari Eel Culture (Atsushi Usui)

Hal hal yang dibutuhkan untuk mulai budi-daya sidat
Karakter dari Person In Charge (PIC)
  1. Apakah anda mempunyai naluri bisnis, dan pengetahuan dari prosedur keuangan?
    Apakah anda mengetahui detail ilmiah biologi sidat? 
  2. Apakah anda bertangan dingin, dan mempunyai kemampuan teknis praktis seperti
    membangun struktur bangunan dari beton? Jika anda tipe “high powered
    tycoon”, anda akan cepat menjadi bosan dengan budi daya sidat, dan keluar
    dari usaha.
Pembiayaan Modal
  1. Apakah anda memiliki cukup modal untuk menutup biaya modal, dalam memulai usaha
    budidaya. 
  2. Apakah anda memiliki modal yang cukup untuk membayar biaya operasional dari usaha
    budidaya.
Kebutuhan Dasar

  1. Apakah anda membaca semua literatur yang dibutuhkan untuk memulai usaha budidaya
    sidat? Anda mesti meninjau usaha budidaya komersial, dan pusat budidaya milik pemerintah, untuk melihat model budi daya, dan menemui orang orang yang dapat memberi anda saran saran. Dapatkah anda berkunjung ke Jepang selama 2 minggu untuk melihat industri sidat sebenarnya. 
  2. Apakah anda meminta pendapat ahli ahli dalam bidang bidang seperti menjalankan usaha, perbankan, akuntansi, real estate, teknik, biologi.
  3. Untuk membangun usaha budidaya, anda mesti meminta ijin badan pengelola air sungai dan perencanaan daerah. Orang orang yg ditemui tersebut akan mempunyai saran yg membantu, lebih awal anda menghubungi mereka, lebih mudah mereka menolong anda.
  4. Buat detail biaya dari biaya operasi, buat estimasi saat biaya tinggi dan produksi rendah
Gambaran Umum Lokasi Budidaya

  1. Apakah suplai air sekurangnya 18.000 m3 yang masih tersedia pada musim kering di
    tahun berjalan? Air bisa didapat di sungai, danau, dan juga sumur bor. 
  2. Kualitas air yang disuplai?

·        Apakah air yang di supply bebas dari polusi, check bagian hilir aliran jika dari
sungai, jika ada pembuangan limbah industri. Tanyakan petani apa insektisida
yang mereka gunakan dan bila mereka menggunakannya. Air tidak perlu terlalu
bening, agak keruh juga tidak apa-apa. Jika ada sidat di air, maka kualitas air
cukup baik.

·        Bagaimana anda dapat mendeteksi polusi yang memasuki farm anda?

·        Bagai mana anda dapat mencegah polusi memasuki farm anda?

·        Bagaimana langkah anda jika terjadi kerugian karena polusi? 

  1. Banjir: Apakah anda yakin bahwa lokasi tidak terkena banjir? 
  2. Area: Anda memerlukan sekitar 1,5 ha untuk membangun kapasitas produksi 40 ton per tahun (di Jepang, di Indonesia ongkos sewa tanah sekitar 2 juta/ th di Jawa Barat). Dibutuhkan 4 ha lagi untuk ekspansi, ini dapat dilakukan dengan pembelian, atau sewa.
  3. Apakah ada jalan dan aliran listrik?
Tinjauan Biologi
  1. Elver: Dimana anda akan mendapatkan elver? Berapa harganya? Pada bulan apa elverdidapat? 
  2. Penyakit:Jika sidat sakit fasilitas apa yang anda ketahui untuk mendiagnosis penyakitnya? Dimana ahli parasitologi? Atau ahli penyakit ikan yang dapat membantu anda? Berapa biaya pengobatan ikan? 
  3.  Pemberian pakan: Berapa harga pakan per (kg, ton) untuk pakan buatan? Bagaimana dengan harga dari pakan alami (ikan runcah)? Berapa harga per (kg, ton), apakah memerlukan frezer untuk menyimpannya? 
  4. Marketing, keuntungan anda bergantung dengan harga jual ikan anda. Anda memerlukan pengetahuan marketing dan skill. Apakah anda akan menjual sidat anda dalam partai pada pengepul? Atau apakah anda akan menjual dalam jumlah kecil ke retailer pada harga yang lebih tinggi? Pembeli mana yang anda kontak? 
  5. Apakah anda berencana membuat produk olahan dari sidat anda dan melakukan pengepakan?Perlu melihat harga pasar, trend harganya, dan pasar alternatif lain.
(Diterjemahkan bebas dari Eel Culture, Atsushi Usui oleh Ariya Hendrawan 2011)
DALAM KEBERSAMAAN DAN MELAYANI KITA KUAT DAN MENJADI BESAR

Salam Sidat

Ariya Hendrawan

Read More..

Tuesday, July 5, 2011

Sifat Sifat Glass Eel (Bayi Ikan Sidat)

Glass eel ( sidat kaca/ bayi sidat )
Dear all Sidaters, senang membaca kesan kesan rekan-rekan sidaters yg sudah mulai memelihara baik glass eel, elver dan fingerlingnya di aquarium, dan bak fiber, ataupun bak beton. Penting bagi rekan rekan sidaters, mengamati tingkah laku sidat di aquarium, bahkan sangat dianjurkan oleh Atsushi Usui pakar Biologi Sidat Jepang yg mengarang buku "Eel Culture". Sembari menggarap project, pengembangan budi daya sidat untuk target produksi 20 ton/tahun sebagai konsultan, saya sadur sifat sifat Elver (baby sidat) dari buku Eel Culture (Atshushi Usui) sbb:

Benih Ikan Sidat (Glass Eel-> Elver)

Usaha budi daya ikan sidat masih tergantung total pada glass eel (juvenile) yang ditangkap oleh nelayan selama migrasinya dari laut ke sungai sungai air tawar, yang berhadapan dengan samudera raya.

Glass eel yang transparan secara perlahan mengalami pigmentasi dan disebut elver.


Sifat Sifat dari Elver


Pelihara elver dalam akuarium. Ini adalah saran yang baik untuk setiap pembudi daya sidat, karena dalam akuarium anda dapat secara nyata melihat apa yang dilakukan elver, apa yang disukai dan yang tidak  disukainya, dan bagaimana tingkah lakunya. Setelah anda memelihara elver dalam akuarium akan didapat pengetahuan yang berguna untuk memperlakukan sejumlah besar elver yang akan anda budi dayakan di dalam bak, dimana tidak dapat melakukan observasi secara dekat.

Sifat elver yang baru ditangkap sampai dengan 4 hari


Elver akan bersembunyi di celah celah, di bawah batu dan sebagainya, dan muncul pada waktu malam (ketika tertarik dengan adanya cahaya) juga tidak menunjukan ketertarikan pada makanan.

Sifat elver hari ke 4 sampai dengan hari ke 10


Elver sembunyi dalam celah-celah, dan menjadi berwarna abu-abu, dan mulai makan. Pakan terbaik adalah cacing tanah yang dilumatkan. Cacing tanah segar di lumatkan di blender, dan dibentuk pasta . Pertama kali pasta cacing ini dimasukan ke akuarium, tidak ada elver yang tertarik kecuali saat elver menabraknya dengan tidak sengaja. Ketika elver melakukannya maka dia mulai makan di dasar akuarium. Perlu waktu satu jam atau lebih bagi elver untuk makan, berikan pasta cacing satu kali sehari.

Sifat Elver Hari ke 10 sampai dengan hari ke 20

Elver akan menggunakan separuh dari waktunya berenang secara aktif, bersembunyi di celah-celah tumbuhan air atau mengubur dirinya di pasir, dengan hanya memunculkan kepalanya dari separuh waktunya yang lain. Warnanya makin bertambah gelap, tetapi perutnya agak lebih transparan. Setelah makan akan mudah terlihat makanan di perutnya. Berikan makan dua kali sehari jam 09:00 dan jam 17:00, dan tempatkan pasta di lokasi yang sama. Elver kemudian secara cepat mendeteksi adanya makanan, dan tertarik dengan bau amis, akan tetapi lambat menentukan lokasi dari pakan, karena arus air akan mendifusikan bau makanan ke seluruh aquarium, elvers akn segera berenang menjelajah di dasar kolam. Elver menentukan lokasi pakannya sepenuhnya dengan indera penciuman (eel yang buta yang ditempatkan di akuarium dapat hidup bertahun tahun) akan memakan pakan secara rakus jika mendapatkannya.

Hari ke 21 sampai dengan hari ke 30

Elver akan tumbuh dan dapat terlihat beberapa tumbuh lebih cepat dari pada yang lainnya. Ia akan mulai terbiasa dengan rutinitas pemberian pakan, segera setelah pakan di letakan, dengan cepat sidat menciumnya dan secara rakus memakan pasta pakan. Dapat berlangsung dalam 10 menit.

Setelah hari ke 30

Jika elver bertahan sejauh ini berarti perlakuan yang dilakukan sudah tepat, dan dapat menjadi kesuksesan.  Elver akan menjadi semakin rakus dan ada empat tanda penting yang mesti dimiliki.

  1. Usahakan air tetap bening seperti kristal.
  2. Berikan elver pakan sebisa dia makan, maka ia akan cepat tumbuh. 
  3. Jangan biarkan kelebihan pakan jatuh dalam bak, karena ini akan meracuni air, dan menyebabkan penyakit. Pakan jangan dilemparkan ke air tetapi letakan pada wadah, dan lokasikan agak di bawah permukaan air. Jika elver sudah cukup makan maka sisa makanan dapat di angkat.
  4. Pisahkan elver yang kurang cepat pertumbuhannya, tempatkan pada kelompok yang lambat pertumbuhannya, dan yang lain pada kelompok yang cepat pertumbuhannya.

Selamat belajar, berkolaborasi, dan mengamati sidatnya masing masing di aquarium paling tidak.

Jika anda ingin belajar mengenai ikan sidat dan membudidayakannya, dapat bergabung di forum diskusi atau milis sidat di http://groups.yahoo.com/group/sidat

Salam Sidat

Ariya Hendrawan (moderator milis sidat)
Untuk pengembangan usaha sidat skala industri saya menawarkan jasa konsultasi:
1. Bisnis Plan Usaha Budidaya Sidat
2. Desain Farm 3 Dimensi kapasitas 20 s/d 40 ton per tahun, dengan sistem Jepang, atau Eropa  
    (Intensif dengan teknologi Recirculation Aquaculture System).
3. Feasibility Study dan Financial Analysis.
4. Perhitungan simulasi budidaya sidat
5. Pembuatan Standard Operation Procedure Budidaya Sidat.
6. Pembuatan sistem biofilter untuk budidaya sidat kerapatan tinggi di lahan sempit dan air terbatas.

Read More..

Monday, July 4, 2011

Sejarah Penelitian Tentang Sidat

Sidat hidup dan unagi kabayaki
Sidat adalah ikan, berbentuk panjang bertulang tipis ordo Anguilliformes. Karena nelayan dahulu tidak pernah mengetahui anakan sidat, siklus hidup sidat adalah misteri untuk jangka waktu yang sangat panjang dalam sejarah ilmiah perikanan. Meskipun sekarang ada lebih dari 6500 publikasi tentang sidat, banyak sejarah hidupnya tetap menjadi teka-teki.
     
Sidat Eropa (Anguilla Anguilla) adalah sidat yang paling dikenal bagi ilmuwan Barat, dimulai dengan Aristoteles yang melakukan penelitian sidat, diketahui  sebagai penelitian yang pertama. Dia menyatakan bahwa sidat lahir dari "cacing tanah", yang muncul dari lumpur tanpa bantuan pupuk. Untuk waktu yang lama, tak ada yang bisa membuktikan Aristoteles salah. Kemudian para ilmuwan mempercayai bahwa ikan eelpout (Zoarces viviparous) adalah "Induk Sidat" (terjemahan Jermannya "Aalmutter").

Pada 1777, Carlo Mondini dari Italia menemukan gonad sidat dan membuktikan bahwa sidat adalah ikan. Pada tahun 1876, Sigmund Freud mahasiswa Austria membedah ratusan sidat dalam mencari organ seks jantan. Dia mengakui kegagalannya dalam terbitan hasil riset pertamanya, dan mencari isu-isu lain tentang sidat dalam kefrustasiannya.

Sampai tahun 1893, larva sidat yang transparan, berbentuk daun sepanjang dua inci (lima cm) di samudera - dianggap sebagai spesies terpisah, yaitu Leptocephalus brevirostris (dari leptocephalus Yunani yang berarti "tipis-atau berkepala-pipih").

Pada tahun 1886, Zoology Perancis Yves Delage memelihara leptocephali dalam sebuah tangki laboratorium di Roscoff sampai berubah menjadi anak sidat, dan pada tahun 1896 zoologi Italia Giovanni Battista Grassi mengamati transformasi Leptocephalus ke anak sidat yang ditempatkan dalam wadah kaca bundar di Laut Mediterania, dan mengakui pentingnya air garam pada proses transformasi tersebut. Meskipun sesudah penemuan ini, nama leptocephalus masih digunakan untuk larva sidat.

Melacak Daerah Sidat Memijah

Profesor Johannes Schmidt dari Denmark, sejak tahun 1904, banyak melakukan ekspedisi di Laut Mediterania dan Atlantik Utara, sebagian besar dibiayai oleh Yayasan Carlsberg. Beliau menduga dari kesamaan dari semua leptocephali, ia berasumsi semua anakan sidat harus berasal dari spesies induk yang sama. Semakin jauh ke Samudera Atlantik kapal penelitian diarahkannya, semakin kecil leptocephali ia tangkap. Akhirnya, pada tahun 1922, di selatan Bermuda di Laut Sargasso ia berhasil menangkap sidat terkecil berbentuk-larva.

Namun, Schmidt tidak dapat mengamati pemijahan secara langsung, ia juga tidak menemukan indukan dewasa sidat bertelur. Dari distribusi ukuran leptocephali  yang ia kumpulkan, Schmidt merumuskan hal ini dari sejarah kehidupan sidat:

Larva sidat Eropa dibawa oleh Gulf Stream menyeberangi samudera dan setelah satu sampai tiga tahun, leptocephali sidat mencapai ukuran 75 - 90 mm sebelum mereka mencapai pantai Eropa. Nama umum untuk tahap recruiment sidat adalah sidat kaca (glass eel), berdasarkan pengamatan tubuhnya yang transparan.

Salah satu tempat terkenal untuk pengumpulan besar-besaran dari glass-eel (Deli-Food dan Stocking) ada di Epney di Severn Inggris. Glass eel juga dimakan sebagai makanan di Spanyol. Begitu mereka memasuki daerah-daerah pesisir mereka bermigrasi masuk sungai-sungai, mengatasi segala macam tantangan alam -
kadang-kadang dengan menumpuk tubuh mereka satu sama lain puluhan ribu glass eel memanjat rintangan - dan mereka mencapai bahkan sungai terkecil.

Mereka dapat bergerak sendiri di atas rumput basah dan menggali melalui pasir basah untuk mencapai hulu-hulu sungai dan tambak, sehingga memasuki seluruh benua eropah. Di air tawar mereka mengembangkan pigmentasi, berubah menjadi elvers (sidat muda) dan makan makhluk kecil, kerang, cacing dan serangga.
Mereka tumbuh di tahun ke 10 sampai tahun ke 14 dengan panjang 60 sampai 80 cm. Pada tahap ini mereka sekarang disebut sidat kuning (Yellow Eels) karena pigmentasi emas (golden pigmentation) mereka.

Pada bulan Juli beberapa sidat dewasa bermigrasi kembali ke laut, bahkan melintasi padang rumput basah di malam hari untuk mencapai sungai yang mengarah ke laut. Eel ber-migrasi keluar dari habitat air tawar, mereka muncul dari berbagai penjuru Eropa, atau melalui Laut Baltik di sabuk Denmark (Danis belts) menjadi wadah penangkapan ikan secara tradisional dengan jaring.

Bagaimana sidat dewasa melakukan perjalanan laut sejauh 6.000 km (4.000 mil) kembali ke tempat mereka memijah di utara Antilles, Haiti, dan Puerto Rico tetap tidak diketahui. Pada saat mereka meninggalkan benua sidat bergantung dari energi cadangan yang tersimpan. Tampilan luar sidat mengalami perubahan dramatis lain juga: Ukuran mata mulai untuk membesar, pigmen mata berubah untuk melihat secara optimal dalam cahaya redup laut biru yang jernih, dan tubuh samping sidat berubah keperakan, untuk menciptakan pola  countershading untuk membuat sidat sulit dilihat oleh pemangsa di laut selama masa migrasi yang panjang ke samudera. Sidat yang bermigrasi ini biasanya disebut "Silver Eels" atau "Big Eyes".

Ahli biologi perikanan Jerman Friedrich Wilhelm Tesch, ahli sidat dan penulis buku "The Eel" (ISBN 0-632-06389-0), yang melakukan banyak ekspedisi dengan instrumentasi berteknologi canggih untuk mengikuti migrasi sidat, pertama kali mulai dari Baltik, sepanjang pantai Norwegia dan Inggris, tapi akhirnya sinyal pemancar hilang ketika baterai habis. Menurut Schmidt kecepatan perjalanan di laut diasumsikan 15 km per hari , sehingga silver eel akan membutuhkan 140-150 hari untuk mencapai Laut Sargasso dari sekitar Skotlandia dan dalam waktu sekitar 165-175 ketika berangkat dari Selat Inggris.

Tesch seperti hal nya Schmidt - terus berusaha membujuk sponsor untuk memberikan lebih banyak dana untuk ekspedisi. Proposalnya adalah untuk melepaskan lima puluh sidat perak dari perairan Denmark dengan pemancar yang akan terlepas dari sidat tiap dua hari dan mengapung lalu memancarkan informasi posisi, kedalaman dan temperatur ke satelit penerima, mungkin percobaan bersama-sama dengan negara-negara di pantai barat Atlantik. Namun untuk percobaan semacam ini baru hal tersebut yang diketahui pernah dilakukan.

Saat ini pengetahuan tentang nasib sidat perak ini setelah mereka meninggalkan landas kontinen didasarkan pada tiga sidat ditemukan dalam perut ikan laut dalam, yang mencakup paus yang tertangkap di Irlandia dan dari Azores, dan beberapa percobaan pada fisiologi sidat di laboratorium.

Ada lagi spesies Eel Atlantik: sidat Amerika, Anguilla rostrata. Sidat Eropa dan Amerika Pertama diyakini adalah spesies yang sama karena penampilan mereka yang serupa dan juga perilaku, tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa mereka berbeda pada jumlah kromosom dan berbagai penanda genetika molekular, dan dalam jumlah tulang belakang, Anguilla Anguilla menghitung 110-119 dan Anguilla rostrata 103-110.

Sesar pemijahan untuk dua spesies berada dalam wilayah yang tumpang tindih di Laut Sargasso selatan, dengan A. Rostrata tampaknya agak lebih ke arah barat dari Anguilla A., dan beberapa wadah pemijahan sidat Amerika mungkin juga ada di Peninsuala Yucatan luar Teluk Meksiko, tetapi hal ini belum dikonfirmasi.
Setelah pemijahan di Laut Sargasso dan pindah ke barat, leptocephali dari sidat Amerika keluar Gulf Stream lebih awal dari sidat Eropa dan mulai bermigrasi ke muara di sepanjang pantai timur Amerika Utara antara bulan Februari dan April akhir pada usia sekitar satu tahun dan panjang sekitar 60 mm. 

Daerah pemijahan dari sidat Jepang, Anguilla japonica, juga tepat terletak di sebelah barat Suruga gunung bawah laut dan leptocephali mereka kemudian diangkut ke barat ke Asia Timur oleh arus Equatorial Utara. Selanjutnya, pada bulan Juni dan Agustus 2008, ilmuwan Jepang menemukan dan menangkap sidat dewasa dari Anguilla Japonica dan A. marmorata di sebelah Barat Mariana Ridge

Berkurangnya Glass Eels

Tidak ada yang tahu alasan berkurangnya glass ells, tapi hal ini dimulai pada pertengahan 1980-an, kedatangan glasseel di musim semi turun drastis - di Jerman berkurang sampai 10% dan di Perancis menjadi berkurang 14% dari tingkat sebelumnya - bahkan dari perkiraan konservatif. Data dari Maine dan pantai Amerika Utara menunjukkan penurunan yang serupa, walaupun tidak drastis.

Pada tahun 1997 permintaan Eropa untuk sidat dapat dipenuhi untuk pertama kalinya, dan dealer dari Asia membeli semua yang mereka bisa beli. Program penyetokan Eropa secara tradisional tidak dapat bersaing lagi: setiap minggu harga untuk satu kilogram glasseel naik lagi US $ 30. Bahkan sebelum generasi 1997 sidat sampai pantai Eropa, pedagang dari Cina telah memesan terlebih dahulu sebanyak lebih dari 250.000 kg, beberapa penawaran bernilai lebih dari $ 1.100 per kg. Elvers Asia terjual di Hong Kong sebanyak $ 5,000 sampai $ 6,000 per kilogram di Amerika glass eels pada waktu itu dibeli $ 1.000 per kg bahkan berebut di lokasi penangkapan mereka. Satu kilogram, yang terdiri dari 5000 glasseels, terjual setidaknya $ 60.000 dan berharga $ 150.000 setelah keluar dari peternakan ikan di Asia. Di New Jersey lebih dari 2000 lisensi untuk menangkap glasseel telah dikeluarkan dan dilaporkan ditangkap nelayan 38 kg per malam, meskipun hasil tangkapan rata-rata sekitar 1 kg. 

Permintaan untuk sidat dewasa terus tumbuh, mulai tahun 2003. Jerman mengimpor sidat senilai lebih dari $ 50 juta 2002. Di Eropa 25 juta kg dikonsumsi setiap tahun, tetapi di Jepang sendiri lebih dari 100 juta kg dikonsumsi pada tahun 1996. Karena sidat Eropa menjadi langka, minat terhadap sidat Amerika meningkat secara dramatis.

Budidaya sidat baru dengan teknologi tinggi perikanan muncul di Asia dengan efek merugikan pada sidat Jepang asli, Anguilla Japonica, usaha budidaya sidat tradisional mengandalkan elvers liar yang ditangkap.

Di Jepang dengan percobaan penggunaan hormon berhasil menyebabkan sidat memijah secara buatan. Telur dari sidat memiliki diameter sekitar 1 mm, dan sidat betina masing-masing dapat menghasilkan 2 juta sampai 10 juta telur.

Diterjemahkan secara bebas dari Wikipedia oleh Ariya Hendrawan (moderator milis sidat@yahoogroups.com, di http://groups.yahoo.com/group/sidat).
Read More..

Strategi Persidatan, Analisa dan Harga Sidat (Unagi) di Jepang

Bermacam Sajian Unagi (Sidat)

Menelaah kondisi dan strategi persidatan di Indonesia, sambil merencanakan sistem produksi 20 ton per tahun, sebagai konsultan sistem budi daya sidat, berikut ini beberapa perencanaan dan strategi yang saya perhitungkan.

Dengan adanya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan, tentang larangan Pengeluaran Benih Sidat Dari Wilayah Negara Republik Indonesia, ke Luar Wilayah Negara Republik Indonesia NOMOR PER. 18/MEN/2009.

Ukuran dan benih sidat yang dilarang adalah:
  1. Benih adalah ikan dalam umur, bentuk, dan ukuran tertentu yang belum dewasa.
  2. Benih sidat adalah sidat kecil dengan ukuran panjang sampai 35 cm dan/atau berat sampai 100 gram per ekor dan/atau berdiameter sampai 2,5 cm.


Jadi ada batasan berat 100 gram, atau diameter s/d 2,5 cm, dan panjang 35 cm. Hal itu memungkinkan perkembangan pemeliharaan sidat dalam negeri sampai ukuran (100gr, diameter 2,5cm, panjang 35 cm), dan dapat dilepas ke pasar internasional untuk ukuran yang lebih besar.

Pasaran di Jepang menghendaki ukuran konsumsi 190 gr/ sd 200 gr per ekor yang disebut boko [ 150 gr s/d 220 gr, panjang s/d 80 cm sekilo 6 ekor], untuk ukuran small marketsize adalah futo [100 gr - 150 gr, panjang mencapai 50 cm, sekilo 8 ekor].

Jika sudah dipaket menjadi sidat panggang (unagi kabayaki) kemasan adalah 110gr-120 gr, dan 150gr-160gr, dalam bentuk sudah dikemas dalam kemasan vakum, dari sidat hidup kabayaki susut beratnya 20%. (Dapat di check di Cosmo, Ranch Market, Matsuya di Jogya dan Hero, serta swalayan Jepang atau Korea).

Harga sidat di Tsukiji Market - Jepang, mencapai 7.000 yen per kg, sekitar Rp 739.865 per kilo gram, untuk unagi kabayaki (panggang di vakum) harga 110gr - 120 gr sekitar 1.260-1.500 yen (133 ribu s/d 158 ribu rupiah).

Jadi dapat diperhitungkan harga jual ke Jepang, jika dikurangi ongkos kirim, biaya eksport dan sebagainya, tentu akan memudahkan jika di Indonesia yang dieksport adalah produk olahan (unagi kabayaki, shirayaki), bisa juga dalam bentuk fresh frozen eel, frozen roasted eel (unagi kabayaki). Untuk pasaran dunia biasanya mereka menghendaki sidat hidup untuk pasar lokal, dan frozen eel.

Jika pembudi daya pembesaran sudah banyak, langkah berikutnya yang perlu dilakukan adalah pembuatan pasar bersama sidat konsumsi, pasar bersama glass eel, dan pasar bersama elver. Tujuannya adalah memberi keuntungan optimum yang bagi pembudi daya, tanpa harus ditekan oleh tengkulak, kaum kapitalis, dan kartel pasar. Karena jika para sidaters mulai merancang strategi pasar bersama, maka pengijon, brooker, dan para eksportir glass eel akan mati. Mereka harus membudi dayakan sidat jika ingin bermain di persidatan, atau membuat jaringan inti plasma. Atau jika tidak ingin ada intervensi korporasi bisa membuat koperasi dengan unit usaha sektoral, seperti di Jepang ada koperasi petani (beras) dan koperasi pembudi daya unagi yg disebut Kumiai (Cooperative Society).

Strategi yang lain adalah mengeksport sidat hasil olahan dengan bekerjasama dengan perusahaan yg mempunyai processing, dan pengeksport ikan.

Di Indonesia pertumbuhan berat sidat adalah rata-rata 40 gr/ bulan, dan waktu minimum pembesaran sampai mencapai ukuran konsumsi adalah 9 bulan (Ahmad Suhaeri, BLU Pandu Krawang). Dari glass eel sampai ukuran 100 gr dicapai dalam 4 s/d 5 bulan, dan sampai ukuran konsumsi dari 100 gr sampai 250 gr dalam 3/4 bulan. Sidat betina lebih besar dari pada sidat jantan, dan penambahan hormon estrogen pada pakan membuat populasi sidat betina akan lebih banyak. Jika kerapatan tinggi maka akan muncul sidat jantan lebih banyak. Bobot pertumbuhan optimum 9 bulan x 40 gr/bln = 360 gram. 

Pertumbuhan berat sidat sangat bergantung suhu optimum pemeliharaan 23 s/d 28 derajat celcius, rata rata 25 derajat cukup optimum, jadi tidak ada masalah suhu di Indonesia, kecuali penyakit dan parasit yg bisa muncul dalam rentang suhu tersebut.
Jadi kelompok kelompok para sidaters, bisa di bagi bagi: 
  1. Pembudi daya rumahan dengan sistem resirkulasi (semi intensif)
  2. Pembudi daya sampai ukuran konsumsi 1 kg 4 ekor atau 1 kg 5 ekor. Dari sidat 50gr.
  3. Pembesaran dari glass eel ke elver 1 gr
  4. Pembesaran dari 1 gr ke 50 gr atau 100 gr (ini sudah bisa di eksport).
  5. Pembesaran dari 100 gr s/d sidat konsumsi.
Di Jepang elver mulai dikembangkan dari glass eel 0.15 gr ke elver 0.5 gr (kerapatan tebar 0.4 kg/m2 s/d 1.2kg/m2), setelah itu dilakukan grading dan pemindahan ukuran 0.5 gr ke kolam dengan kerapatan tebar 0.5 kg/m2 s/d akhir 1.6 kg/m2.

Di Jepang ukuran 6,5 gr sudah dilepas ke tambak pembesaran akhir (5000 m2 atau 0.5 ha bisa terdiri dari 25 kolam ukuran 200m2) dan mencapai ukuran panen 190 gram dengan kerapatan 4 kg/m2. Kolam adalah still water.

Dari ukuran 0.16 gr ke 0.5 gr ditebar dalam kolam running water, dan 0.5 gr s/d 1.3 gram pembesaran elver setelah grading dalam kolam running water. Atau kalau di Indonesia indoor, running water atau resirkulasi.

Dari ukuran 1.3 gr ke 6.5 gr bisa di budi dayakan di air tenang. Untuk pembesaran s/d 20 ton dibutuhkan jumlah air 450 m3/hari atau 5.208 liter/detik.

Jadi para pembudidaya sidat dapat mengelompokan diri:
  1. Jadi Pemodal Stokist (memodali nelayan, dengan fasilitas, modal, jaring scoop) dan lainnya.
  2. Sebagai nelayan penangkap glass eel dan stokist.
  3. Pembesaran glass eel ke elver [elver tahap 1]
  4. Pembesaran elver ke old elver [elver tahap 2]
  5. Pembesaran old elver ke fingerling
  6. Pembesaran fingerling ke sidat konsumsi.
Di Indonesia beberapa pembudi daya elver menjual hasil mereka dengan berat 1 gr per ekor (atau 1 kg/ 1000 ekor), glass eel di estuaria ditangkap ukuran 1kg 6.000 ekor.

Untuk tangkapan alam bisa ditangkap sidat dewasa yg sedang migrasi ke laut, atau dengan umpan.
Jadi para sidaters siap-siap mengelompokan diri di bagian mana akan berusaha di bidang sidat.
Perlu rajin rajin mengecek pasar global, mengetahui biaya eksport, processing, freight, dan regulasi serta sertifikasi produk pangan, atau hasil olahan.  

Sidat adalah makanan berkualitas, karena kandungan protein, asam amino, vitamin E, A yang tinggi, serta kandungan EPA dan DHA yang tinggi, bisa dikembangkan menjadi produk biotechnology atau farmasi untuk kebutuhan EPA dan DHA.

Asam Amino yang sangat lengkap dikandung sidat berguna untuk kecerdasan, juga bersifat aphrosidiak atau meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh.

Jadi banyak parameter lingkungan, pasar, eksternal, internal, resiko yang harus di perhitungkan jika ingin membudidayakan sidat. Strategi Inti Plasma, dan jaringan yang rekan rekan sidaters kembangkan sudah ke arah yang tepat, pola keroyokan dan rumahan yang mulai berkembang juga bagus.

Karena kita di Indonesia, maka perlu dikombinasikan pola budi daya sidat di Jepang, dan Eropah yg disesuaikan dengan di Indonesia.

Jika ingin budi daya intensif dengan pola fish farm berteknologi tinggi untuk produksi 100 ton/ tahun dengan air minimum, dan lahan yang sempit sangat dimungkinkan, karena di Indonesia sudah banyak ahli ahli IT, dan Control Engineer dan lainnya, seperti halnya di forum  sidat@yahoogroups.com ini ada expert IT, Electrical, dll, selain ahli perikanan. Modal dan kolaborasi yg kuat untuk kita bisa berkembang menyaingi Israel, Jerman, Inggris, dan Jepang sekalipun dalam budi daya sidat. Tinggal Strategi Riset dan Development perlu di tingkatkan.

Bahkan saya berpikir ke depan bisa di bikin kolam pemeliharaan full automatic, high density dikontrol lewat website lewat jaringan internet. Jadi satu server komputer, atau beberapa, mengontrol ribuan tambak di Indonesia, full automatic, dengan green energy, tenaga air, panas bumi, dan energi surya. Mungkin ini bisa kita capai bersama sama 5 tahun kedepan dengan membuat focus group masing masing. Bukan mustahil 10 ribu petambak sidat di Indonesia bisa tercapai, punya bank sendiri seperti Grameen Bank dan Mondragon Cooperative Cooperation di Spanyol.

Sidat ikan berkualitas ada, harga OK, teknologi tinggal dibuat.

Oleh: Ariya Hendrawan ( moderator milis sidat@yahoogroups.com di http://groups.yahoo.com/group/sidat)
Read More..
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...