Eel Books

Thursday, August 18, 2011

Pengalaman Sidaters Pak Timotheus Soemadi Berburu Sidat

Timotheus Soemadi Pemburu Sidat
Dear All sidaters,

Saya selama ini hanya menjadi pembaca surat email dari rekan-rekan semua, yang terutama tulisan dari pak moderator sebagai leadernya.

Semua tulisan baik adanya dan mempunyai kualitas dan berbeda-beda pandangan tapi satu tujuan yaitu bermakna dan punya arti.

Saat ini saya sebagai pencari sidat/ masapi/ sogili di Sulawesi Tengah, dengan meninggalkan anak-istri demi sidat dan bermukim di daerah kabupaten Donggala Sulteng.


Metoda pencarian adalah dengan cara membuat stroom dari accu 10 ampere juga dengan bubu atau dipancing. 

Stroom accu saya berikan kepada masyarakat/ penduduk yang mau bekerja mencari sidat pada malam hari yang hasilnya akan saya beli, walaupun mereka kembali dari berburu dari sungai/ kuala pada pukul 03.00 atau subuh pagi buta, tetap terjadi transaksi. Begitu juga sidat yang ditangkap dengan bubu atau dipancing tetap saya beli tentu dengan harga yg pantas karena sarana dan alat sudah saya siapkan/ pinjamkan.
 
Mengingat cara budidaya dari glass eel hingga layak konsumsi cukup lama, maka saya memilih menggunakan cara membuat stroom accu 10 A, atau menangkap ikan sidat dengan bubu atau dipancing.
 
Kendala kendala di lapangan :
 
1. Sumber Daya Manusia

Walaupun managemen di dalam perusahaan atau pribadi baik, tapi harus juga perlu dicari SDM yang berkualitas dan bisa dipercaya untuk dilapangan.

Contoh :
  • Walaupun semua alat ada, siap pakai dan lengkap (dipinjamkan), namanya manusia mereka(pencari) tetap melirik kepada yg mau membeli dengan harga tinggi.
  • Ada yang minta peralatan lengkap hingga tabung oxigen kapasitas 2 m3 hingga obat-obatan dan uang jutaan untuk modal kerja, tapi tidak setor-setor sidatnya, setelah didatangi kenapa sudah 1,5 bulan tdk kirim sidat, jawaban simple: sidatnya pada mati. Ketika di cross-cek kepada orang lain dan tetangga terdekatnya ternyata dijual kepada orang lain.
  • Ada kendala lain seperti pencurian saat sidat diletakan dijaring penampungan sementara di dalam sungai, karena lokasi jauh diatas gunung yg berjarak puluhan km yang hanya bisa dicapai hanya dengan berjalan kaki. Setelah sidat terkumpul banyak baru dimasukan kantong plastik dan diberikan oksigen lalu dikirim.
  • Jika mencari sidat dengan cara distroom menggunakan accu bobotnya akan berkurang sekitar 1 ons. Mereka pencari sidat merasa yakin kalau sidatnya itu ukuran seumpama 1 kg ternyata setelah ditimbang kok menjadi 9 ons, ini bisa jadi masalah tersendiri.
  • Masalah lain seperti listrik padam hingga 5-7 jam,bahkan pernah hingga lebih.
    Hindari mencari sidat yang lokasinya dekat dengan dengan area tambang emas, limbah merkuri akan sangat berbahaya jika sidat berasal dari lokasi tersebut.
  • Metoda membawa sidat yang berjarak puluhan atau ratusan km ke kolam penampung jika kapasitas oksigen sedikit, bisa fatal akibatnya, ini juga perlu diantisipasi.
  • Masa menunggu di penampungan juga perlu dipikirkan karena dengan jumlah yg cukup banyak untuk dikirim, kadang diberi pellet mau makan, kadang tidak, terpaksa mencari ikan/cumi untuk bisa menjaga kondisi dan bobot tubuhnya.
2. Kesimpulan kesimpulan yang bisa diambil dari usaha budidaya sidat adalah :

Betul apa yang disadur oleh pak Ariya tulisan dibawah ini.

  • Harus dibuatkan semacam refensi dari hilir sampai hulu hal tentang biology hewan tesebut, baik cara pembuatan pakan dan jam berapa mereka mau makannya juga kalau sakit harus bagaimana, tehnik pengiriman bagaimana dan sampai tujuan pembeli/ end buyer bagaimana.
  • Tehnik pengemasan waktu mau mengirim melalui bandara, berapa ekor tiap kantong plastik. Jangan menggunakan pesawat yg transit karena daya tahan oksigen waktunya terbatas, dan kualitas air waktu dibawa dari lokasi penampungan harus diganti dengan air baru di bagian kargo/ bandara
  • Menghindari sidat makan lendirnya sendiri.
  • Harus siap es batu atau bunga es dalam kotak gabus pengiriman agar tidak panas.
  • Jadi hal hal kecil juga perlu diperhatikan, jika tidak bisa fatal akibatnya, maaf bukan menggurui, ini dasar dari pengalaman.
  • Besar kecilnya kolam penampungan utk budidaya juga perlu dibuatkan ukurannya yang ideal, dan sidat besar dan kecil harus dipisah mengingat yg besar bisa makan sidat kecil.
 
Sidat ini adalah binatang pemalu alias suka ngumpet dan senangnya suka masuk lubang yang gelap, tidak suka dilihat manusia.
 
  • Metoda pengobatan jika sidat sakit harus bagaimana dan obatnya apa saja yang perlu disiapkan.
     
  • Bagaimana jika sidat matang gonad cara antisipasinya dan bagaimana ciri-ciri nya, mengingat cara hidup hewan tersebut cukup unik, besar di air tawar bertelur di air laut.
  • Hindari cara mencari sidat dengan cara stroom dari genset atau tuba/ diracun, jika anda melihat bisa distop dan dilarang, karena sidat dan binatang lainnya yg kecil2/ bibit bisa langsung mati, ini sangat berbahaya bagi ekosistem dan perkembangbiakan sidat dan binatang lainnya.
  • Perhitungan biaya investasi harus dibuat secara rinci,matang dan hati hati.
  • Perlu dibuatkan disetiap kabupaten atau propinsi tempat kursus/pelatihan dan pengenalan tentang belut mahal ini.
  • Pelatihan tata cara export dengan deperindag diperluas jangkauannya jangan hanya ada dikota kota besar saja, ungkin disetiap propinsi diadakan dan tidak hanya melulu sidat saja, tapi juga ikan yang lainnya.
    Term payment trading juga harus di perhatikan (FOB, CIF, CNF Franco/locco) dll, ini juga masuk dalam pelatihan PPEI deperindag.
  • Jika mendapatkan sidatnya mati tidak usah khawatir karena masih punya harga jual jika isi perut dan kepalanya dibuang lalu masukan frezzer atau dibuat frozen. Ukuran yang bisa dibeli mulai 7 ons up tanpa dipotong potong. Kebetulan saya ada pembeli serius yang siap menampung. Asalkan tidak dari daerah penangkapan/penangkaran dari dekat lokasi tambang emas atau tambang yg banyak menggunakan bahan baku merkuri, karena akan di reject.
 
Hal hal lain yang terkait, mungkin rekan rekan atau moderator bisa menambahkan.

Demikian sedikit ulasan yg saya bisa berikan, terima kasih.

Koeat Karena Bersatoe, Bersatoe Karena Koeat (Bung Karno).

9 comments:

Anonymous said...

Saya mendengar dari teman dan melahat di internet untuk budidaya ikan sidat sangat menarik. Ingin sekali mencobanya namun yang saya kawatirkan kalau sudah budidaya sidat dengan jumlah yang banyak dan masanya panen. Apakah ada yang mau menerima ?

Anonymous said...

saya mendengar berita dari teman dan melihat di internet untuk memelihara sidat sangat menarik. Yang masih ragu apakah seandainya saya memelhara dengan jumlah yang banyak dan sidat tersebut waktunya panen, ada yang mau membeli .....?

Unknown said...

saya punya banyak peluang sidat di tempat saya,tp saya terkendala oleh modal,saya mencari org yg mau bekerja sama dengan saya.......

Anonymous said...

Kok pake setrum, jahat amat ya? apa gak ngrusak tuh?

Anonymous said...

setrum dan mengobat membunuh,merusak dan mematikan bibit yg masih kecil pak habitatnya jg akan rusak jangan pikirkan diri anda sendiri ingat anak cucu

Anonymous said...

jika anda hanya peduli dengan pendapatan anda sendiri tanpa memikirkan keseimbangan alam berarti anak cucu anda besok hanya akan mendengar cerita saja jika sidat pernah ada dinegara kita

Unknown said...

sepertinya Belum ada pencari bibit sidat masapi sogili (glass eye) di muara sungai palu, padahal saya yakin di lokasi itu pasti banyak

Unknown said...

sepertinya Belum ada pencari bibit sidat masapi sogili (glass eye) di muara sungai palu, padahal saya yakin di lokasi itu pasti banyak

timo soemadi said...

Sejak tahun 2013 sudah berhenti usaha sidat kawan,ganti haluan karena sikon yang tidak memungkinkan.

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...